Trauma Berat dan Penolakan Sosial Dialami Anak ASN Kondisi Korban Pelecehan di Probolinggo Memburuk danTrauma Berat

ADMIN
0

Propolinggo-|| Kondisi psikis AA, korban pelecehan di bawah umur oleh ayah kandungnya yang merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Balai Kesehatan Pelabuhan Kelas I Probolinggo, semakin memprihatinkan. 

" AA mengalami trauma berat, ketakutan yang ekstrem, dan mulai menunjukkan penolakan terhadap interaksi sosial dengan orang lain.
 
Menurut penuturan nenek korban, AA menunjukkan reaksi histeris saat dijemput dari sekolah.  Ia mengaku dipanggil oleh guru setelah pesan WhatsApp dari ayahnya, yang dikirim pada Senin malam (28/7/2025), 


diverifikasi dan ditindaklanjuti oleh pihak sekolah pada Rabu (30/7/2025).  Isi pesan tersebut diduga berkaitan dengan kasus pelecehan yang dialaminya.
 
Pada hari yang sama, sekitar pukul 15.00 WIB, ibu korban membawa AA untuk berkonsultasi dengan Dr. Novita, seorang psikolog dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Puspaga).  

Psikolog tersebut menyarankan agar AA segera dirujuk ke poli jiwa RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo karena kondisi emosionalnya yang sangat tidak stabil.
 
"Belum ada diagnosis resmi, namun AA dinilai mengalami kelelahan emosional yang sangat berat dan mulai menunjukkan gejala penolakan untuk berinteraksi sosial dengan orang lain," jelas ibu korban.  Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan dan membutuhkan penanganan medis yang serius.
 
Proses rujukan ke poli jiwa RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo saat ini masih menunggu surat keterangan resmi dari Dinas Sosial Kota Probolinggo yang harus ditandatangani oleh kepala dinas terkait. 

 Keluarga berharap proses ini dapat segera diselesaikan agar AA dapat segera mendapatkan penanganan yang dibutuhkan.
 
Untuk melindungi kesehatan mental AA dari tekanan dan trauma yang lebih dalam, keluarga memutuskan untuk menerapkan metode homeschooling.  

Keputusan ini telah disetujui oleh pihak sekolah, mengingat kondisi AA yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah seperti biasa.
 
"Kami tidak ingin AA semakin tertekan dengan situasi ini. Ayahnya bukan hanya melakukan pelecehan, tapi juga menyebarkan aib anak kami di sekolah,
yang semakin memperburuk kondisi psikisnya," ujar ibunya dengan nada sedih.  Tindakan ayah korban ini dinilai sangat tidak terpuji dan memperparah trauma yang dialami AA.
 
Sekretaris Jenderal Jaringan Warga Peduli Sosial (Jawapes) Indonesia, Rizal Diansyah Soesanto ST CPLA, menyampaikan keprihatinannya atas lambatnya penanganan kasus ini oleh pihak Polresta Probolinggo. 

"Kami sangat prihatin dengan kondisi korban dan lambatnya proses hukum. Hal ini memberi ruang bagi pelaku untuk terus mengintervensi korban, bahkan secara psikologis," tegas Rizal.  Ia mendesak pihak kepolisian untuk segera mengambil langkah tegas demi perlindungan korban dan penegakan keadilan hukum.


(SM)
Baca Juga

dibaca

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)

Samsudin

Pimrus Media SamjayaNews. WA: 0838-5755-5501

Countact Pengaduan