Surabaya - Polda Jawa Timur mendirikan tenda posko Crisis Center di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Surabaya sebagai respons terhadap insiden robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Posko ini didirikan untuk memberikan dukungan dan informasi kepada keluarga korban yang menunggu proses identifikasi jenazah oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim.
Kabiddokes Polda Jatim, Kombes Pol M. Kusnan Marzuki, menyatakan bahwa sejak Jumat malam (3/10), sejumlah keluarga korban telah memilih untuk menginap di tenda posko yang telah disiapkan oleh petugas di RS Bhayangkara Surabaya. Langkah ini diambil untuk memastikan keluarga korban selalu mendapatkan informasi terkini mengenai perkembangan identifikasi.
"Keluarga korban yang menunggu hasil identifikasi sudah kita siapkan tenda posko Crisis Center RS.Bhayangkara," ujar Kombes M. Khusnan, Minggu (5/10). Inisiatif ini bertujuan untuk memfasilitasi akses informasi yang cepat dan akurat bagi keluarga yang terdampak musibah ini.
Keberadaan posko Crisis Center ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi keluarga korban yang tengah menunggu kabar dari Tim DVI. Selain itu, posko ini juga berfungsi sebagai pusat koordinasi antara pihak kepolisian, rumah sakit, dan keluarga korban dalam proses identifikasi jenazah.
Kombes Pol M. Kusnan Marzuki menjelaskan bahwa hingga Sabtu pagi (4/10), pihaknya telah menerima sembilan kantong jenazah korban. Proses identifikasi terus dilakukan secara intensif dengan melibatkan berbagai metode, termasuk pemeriksaan sidik jari, gigi, dan DNA.
Polda Jatim mengimbau kepada keluarga korban untuk memberikan dukungan kepada Tim DVI dengan mengirimkan foto terakhir, selfie, maupun rekam medis para korban. Informasi ini sangat penting untuk mempercepat proses identifikasi dan memastikan jenazah dapat segera diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
(SN)
dibaca